Makalah Media Pembelajaran


.




Hai ketemu lagi sama Milani di sore hari yang sedikit mendung ini, kali ini Milani akan berbagi ilmu sedikit tentang Media Pembelajaran, untuk lebih jelasnya bisa dibaca makalahnya di bawah ini. 






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan dalam rangka melaksanakan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, agar dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada hakekatnya ingin merubah perilaku, intelektual dan moral maupun sosial agar bisa mandiri dalam kehidupan di masyarakat. Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru, meliputi: tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang menonjol, yakni: metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang harus direncanakan dan diatur oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Peran media pembelajaran dalam metodologi pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan harapan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Sebagai alat bantu pembelajaran, media bisa berperan untuk menunjang penggunaan metode pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru agar penyampaian bahan belajar bisa lebih efektif dan efisien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi pada kegiatan pembelajaran. Selain menggunakan alat bantu yang murah dan sederhana, guru dituntut untuk mampu menggunakan berbagai media pembelajaran yang canggih dan modern sebagai hasil inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping mampu menggunakan alat-alat bantu pembelajaran yang tersedia di sekolah, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran yang murah dan sederhana apabila media tersebut belum tersedia di sekolahnya.Dalam upaya peningkatan peran guru yang professional, seorang guru perlu memahami bahwa media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran untuk menunjang penerapan metode pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru sesuai dengan karakteristik siswa dan bahan belajar yang akan disampaikannya.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian media pembelajaran?
2.        Apa itu fungsi, tujuan dan manfaat media pembelajaran?
3.        Apa itu karakteristik media pembelajaran?
4.        Bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran?
5.        Bagaimana pengembangan media pembelajaran ?
C.      Tujuan Masalah
1.        Untuk mengetahui Pengertian media pembelajaran
2.        Untuk mengetahui fungsi, tujuan dan manfaat media pembelajaran
3.        Untuk mengetahui karakteristik media pembelajaran
4.        Untuk mengetahui kriteria pemilihan media pembelajaran
5.        Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran) . Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning . Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

B.       Fungsi, Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.        Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata     tertulis atau lisan belaka).
2.        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.        Mengatasi sikap pasif siswa.  
Beberapa tujuan media pembelajaran, diantaranya yaitu:
1.        Mepermudah proses belajar-mengajar.
2.        Meningkatkan efisiensi belajar-mengajar.
3.        Menjaga relevansi dengan tujuan belajar.
4.        Membantu konsentrasi mahasiswa.

Manfaat Media Pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.        Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa.
2.        Bahan pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
3.        Metode mengajar akan lebih bervariasi, bukan hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kecakepan dalam mengajar.
4.        Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lainnya seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
5.        Taraf berfikir siswa akan meningkat sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, yang dimulai dari berfikir kongkret menuju ke abstrak, di mulai dari taraf berfikir sederhana menuju berfikir kompleks.

C.      Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki jenis-jenis dan beraneka macamnya. Untuk meng-efektifkan pemanfaatan media, perlu diusahakan klasifikasi dan pengelompokan berdasarkan maksud dan tujuannya. Pengelompokan media berdasarkan karakteristiknya,bisa dilihat sebagai berikut:
1.        Menurut karakteristik ekonomisnya (murah dan mudah didapat).
2.        Lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan
3.        Kemudahan kontrol pakainya (mudah dimanfaatkan).
Karakteristik juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman. Karakteristik media, menurut Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik atau cirri-ciri media pembelajaran merupakan salah satu dasar dalam menentukan strategi pembelajaran.


D.      Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pengembangan media harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media sebaiknya tidak lepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Menurut Dick dan Carey (1978) ada empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran, yaitu:
1.        Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tidak terdapat pada sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
2.        Ketersediaan dana untuk membeli atau memproduksi sendiri, artinya apabila membeli atau memproduksi sendiri, apakah ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3.        Keluwesan dan kepraktisan serta ketahanan media, artinya media bisa digunakan dimanapun, dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4.        Efektifitas biaya dalam jangkauan waktu. Ada jenis media yang biaya produksinya mahal, namun pemanfaatannya stabil dalam jangka panjang. Misalnya film bingkai, transparan OHP, media ini lebih tahan lama dalam pemakainannya, bila dibanding brosur yang setiap kali sering merubah materi sehingga biaya pembuatannya lebih mahal.

E.       Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran, seorang guru perlu mem-perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan dan karaktersitik siswa.
2. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Materi pembelajaran yang akan disampaikan.
4. Alat pengukur keberhasilan belajar siswa.

Yang dimaksud kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran adalah kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita inginkan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa sekarang.
Sedangkan tujuan dalam proses pembelajaran akan memberi arah dan pedoman serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di analisis lebih lanjut.Materi pembelajaran harus dikembangkan dari tujuan pembelajaran yang telah di analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu direncanakan alat pengukur keberhasilan yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Alat pengukur keberhasilan siswa perlu dirancang secara seksama dengan validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang komprehensif.





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam upaya peningkatan peran guru yang professional, seorang guru perlu memahami bahwa media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran untuk menunjang penerapan metode pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru sesuai dengan karakteristik siswa dan bahan belajar yang akan disampaikannya.
Peran media pembelajaran, sebagai penunjang dalam penerapan metode pembelajaran akan meningkatkan kualitas interaksi siswa dengan guru maupun lingkungan belajarnya sehingga mampu meningkatkan kualitas kegiatan proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran akan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Pengembangan dan penerapan media pembelajaran bisa meliputi: manfaat media pembelajaran, karakteristik media pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, dan kriteria-kriteria pemilihan media dalam proses pembelajaran, serta pengembangan media dalam proses pembelajaran.

B.       Saran
Pengertian, tujuan, manfaat, macam-macam media, Prinsip – prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media, dan Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media pembelajaran hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai.






DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad . 1991. Media Pengajaran . Bandung; Sinar Baru.
Susilana, Rudi dan Riyana , Cepi. 2007. Media Pembelajaran . Bandung; Wacana Prima.











Analisa Evaluasi Program (Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia)


.



Hai selamat siang blogger.
Di tulisan kali ini saya akan sedikit sharing tentang materi perkuliahan kemarin di Mata Kuliah Analisa Evaluasi Program. Mata Kuliah ini 3 SKS dan Dosennya adalah Bapak Ahmad Fauzi M.Pd yang selalu memberikan materi-materi luar biasanya, dalam pertemuan kemarin Pak Fauzi memberi materi tentang “Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia” untuk lebih jelasnya bisa dilihat di bawah ini.

Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia

A.     Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan para sumber daya manusia yang menjadi penggerak dari berbagai macam pekerjaan yang akan dikerjakan oleh karyawan. Karyawan mempunyai tingkat pekerjaan yang berbeda-beda dalam melaksanakan pekerjaa mereka, namun terkadang karyawan malah tidak tahu apa yang harus dikerjakan terkait banyaknya pekerjaan yang harus merekan kerjakan. Untuk itu sangat diperlukan pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia agar para karyawan bisa paham dan mengerti atas pekerjaan mereka sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan mencapai target yang diharapkan.

B.      Pengertian Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
·         Wexley dan Yukl (1976 : 282) mengemukakan : “training and development are terms reffering to planned efforts designed facilitate the acquisiton of relevan skills, knowledge, and attitudes by organizational members”. Selanjutnya Wexley dan Yukl menjelaskan pula :“development focusses more on improving the decision making and human relation skills of middle and upper level management, while training involves lower level employees and the presentation of more factual and narrow subject matter”.
·         Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
·         Menurut Mariot Tua Efendi H (2002), “Latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai”.
·         Lain lagi dengan Sjafri Mangkuprawira (2004), “pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar.”
·         Dari berbagai macam pendapat para ahli di atas, dapat di tarik satu kesimpulan kalau pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar bisa  menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat professionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.

C.      Tujuan Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan bagi SDM mempunyai tujuan yang terdiri dari beberapa tujuan antara lain:
      Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
      Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
      Membantu memecahkan persoalan operasional.
      Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
      Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dalam bekerja.
      Meningkatkan tingkat professionalisme para karyawan.

D.     Gejala Pemicu Pelatihan dan Pengembangan
  Terdapat beberapa fenomena organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu munculnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Tidak tercapainya standar pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya, karyawan tidak produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan menurun adalah beberapa contoh gelaja-gejala yang umum terjadi daam organisasi.
  Gejala yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut menurut Blanchard and Huszczo (1986) mencontohkan terdapat tujuh gejala utama dalam organisasi yang membutuhkan penanganan yaitu :
      Low productivity;
      High absenteeism;
      High turnover;
      Low employee morale;
      High grievances;
      Strike;
      Low profitability.
Ketujuh gejala tersebut sangat umum dijumpai dalam organisasi yang dapat disebabkan oleh setidaknya tiga faktor yang meliputi : kegagalan dalam memotivasi karyawan, kegagalan organisasi dalam memberi sarana dan kesempatan yang tepat bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kegagalan organisasi memberi pelatihan dan pengembangan secara efektif kepada karyawan.
Dalam situasi itulah program pelatihan sangat mengandalkan training need analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan. Dan merorientasi kepada pengembangan karyawan meliputi :
      Adanya pegawai baru, Memberikan orintasi pekerjaan atau tugas pokok organisasi kepada pegawai yang baru direkrut sebelum yang bersangkutan ditempatkan pada salah satu unit organisasi;
      Adanya peralatan kerja baru, Mempersiapkan pegawai dalam penggunaan peralatan baru dengan teknologi yang lebih baru, sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan kerja dan meningkatkan efesiensi kerja;
      Adanya perubahan sistem manajemen/administrasi birokrasi, Mempersipakan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
      Adanya standar kualitas kerja yang baru, Mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang baru dibangun;
      Adanya kebutuhan untuk menyegarkan ingatan , Memberikan nuansa baru/penyegaran ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki;
      Adanya penurunan dalam hal kinerja pegawai, Meningkatkan kualitas kinerja pegawai sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis;
      Adanya rotasi/relokasi pegawai, Meningkatkan pegawai dalam menghadapi pekerjaan dan situasi kerja yang baru.
Sedangkan Fungsi Training Need Analysis Training Need Analysis (TNA) yaitu :
      Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja;
      Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
      Medefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional;
      Melibatkan stakeholders dan membentuk dukungan;
      Memberi data untuk keperluan perencanaan
Tahapan TNA mempunyai elemen penting yaitu :
      Identifikasi masalah
      Identifikasi kebutuhan
      Pengembangan standar kinerja
      Identifikasi peserta
      Pengembangan kriteria pelatihan
      Perkiraan biaya
      Keuntungan
E.      Tahapan Perencanaan Pelatihan
  1. Analisis Kebutuhan Pelatihan (training need analysis).
Terdapat tiga situasi dimana organisasi diharuskan melakukan analisis tersebut: yaitu: performance problem, new system and technology serta automatic and habitual training.
  1. Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan
      Keseluruhan tugas yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah :
      Mengidentifikasi sasaran pembelajaran dari program pelatihan;
      Menetapkan metode yang paling tepat;
      Menetapkan penyelenggara dan dukungan lainnya;
      Memilih dari beraneka ragam media;
      Menetapkan isi;
      Mengidentifikasi alat-alat evaluasi;
      Menyusun urut-urut pelatihan.
Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah membuat materi pelatihan yang diperlukan dan dikembangkan seperti :
      Jadwal pelatihan secara menyeluruh (estimasi waktu);
      Rencana setiap sesi;
      Materi-materi pembelajaran seperti buku tulis, buku bacaan, hand out dll;
      Alat-alat bantu pembelajaran;
      Formulir evaluasi.
3.      Implementasi Pelatihan
Tahap berikutnya untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif adalah implementasi dari program pelatihan. Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung pada pemilihan (selecting) program untuk memperoleh the right people under the right conditions. TNA dapat membantu mengidentifikasi the right people dan the right program sedangkan beberapa pertimbangan (training development) and concideration program dapat membantu dalam menciptakan the right condition.
4.      Evaluasi Pelatihan
Untuk memastikan keberhasilan pelatihan dapat dilakukan melalui evaluasi. Secara sistimatik manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan yaitu training need analysis, tahap implementasi dan tahap evaluasi. Tahap terakhir merupakan titik kritis dalam setiap kegiatan karena acap kali diabaikan sementara fungsinya sangat vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah dilakukan berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya.
            Konsep – konsep yang terdapat dalam evaluasi pelatihan antara lain:
    1. Persepsi terhadap Evaluasi Pelatihan. Menurut Smith (1997) evaluasi program pelatihan dan pengembangan merupakan a necessary and usefull activity, namun demikian secara praktis sering dilupakan atau tidak dilakukan sama sekali.
    2. Makna Evaluasi Pelatihan. Newby (Tovey, 1996 dalam Irianto Yusuf) menulis bahwa perhatian utama evaluasi dipusatkan pada efektivitas pelatihan. Efektifitas berkaitan dengan sampai sejauh manakah program pelatihan SDM diputuskan sebagai tujuan yang harus dicapai, karena efektifitas menjadi masalah serius dalam kegiatan evaluasi pelatihan.
    3. Merancang Evaluasi Pelatihan.  Dalam evaluasi pelatihan perlu dirancang sedemikian mungkin agar pelatihan menjadi efektif dan efisien.
Tahapan evaluasi terhadap pelatihan :
·         Evaluasi Peserta
·         Evaluasi Widyaiswara
·         Evaluasi Kinerja Penyelenggara

Nah, itu materi Mata Kuliah Analisa Evaluasi Program yang membahas tentang Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dijelaskan oleh Pak Fauzi, yang dapat saya share untuk teman-teman semua khususnya untuk teman-teman jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Semoga bermanfaat.